Wednesday, December 2, 2015

Pengertian, Fungsi, dan Teori - Teori PERS

Selamat datang di softilmu, blog sederhana yang berbagi ilmu pengetahuan dengan penuh keikhlasan. Kali ini kami akan berbagi ilmu pengetahuan tentang PERS, beberapa poin utama yang akan kami bahas adalah Pengertian PERS, Teori – Teori PERS, dan Fungsi PERS. Semoga ilmunya dapat bermanfaat ya J

A. PENGERTIAN PERS
Secara etimologis, kata Pers (Belanda) atau Press (Inggris), atau Presse (Prancis) semuanya berasal dari bahasa latin, Perssare dari kata Premere yang berarti “Tekan” atau “Cetak”. Secara terminologis, Pers adalah media massa cetak atau media cetak.

Sebelum mendalami lebih lanjut pengertian pers secara umum, ada baiknya sobat sekalian menyimak pendapat para ahli berikut ini :

1. UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers
Menurut undang-undang “Pers adalah lembaga sosial dan wahan komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalisktik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.

2. R Eep Saefulloh Fatah
Pers merupakan pilar keempat bagi demokrasi (the fourth estate of democracy) dan mempunyai peranan yang penting dalam membangaun kepercayaan, kredibilitas, bahkan legitimasi pemerintah.

3. Oemar Seno Adji
  • Pers dalam arti sempit, yaitu penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau berita-berita dengan kata tertulis.
  • Pers dalam arti luas, yaitu memasukkan di dalamnya semua media mass communication yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik dengan kata-kata tertulis maupun dengan lisan.

4. Kamus Umum Bahasa Indonesia
Pers berarti :
  • Alat cetak untuk mencatak buku atau surat kabar
  • Alat untuk menjepit atau memadatkan
  • Surat kabar dan majalah yang berisi berita
  • Orang yang bekerja dibidang persurat kabaran

5. Kustadi Suhandang
Pers adalah seni atau keterampilan mebcari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan, berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalm rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayak.

6. Wilbur Schramm
Dalam bukunya Four Theories of the pers, ia mengemukakan 4 teori terbesar pers yaitu the authotarian, the libertarian, the social responsibility dan the soviet communist theory. Keempat teori tersebut mengacu pada satu pengertian pers sebagai pengamat, guru, dan forum yang menyampaikan pandangannya tentang banyak hal yang mengemuka ditengah-tengah masyarakat.

7. McLuhan
Pers sebagai the extended man, yaitu yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain dan peristiwa satu dengan peristiwa lain pada moment yang bersamaan

8. Raden Mas Djokomono
Pers adalah yang membentuk pendapat umum melalui tulisan dalam surat kabar. Pendapatnya ini yang mampu membakar semangat para pejuang dalam memperjuangkan hak-hak bangsa indonsesia masa penjajahan Belanda.

9. Gamle dan Gamle
Pers adalah bagian komunikasi antara manuasia (human communication), yang berarti, media merupakan saluran atau sarana dalam memperluas dan memperjauh jangkauan proses penyampaian pesan antar manusia.

Dari beberapa pendapat ahli dan undang-undang dapat disimpulkan bahwa Pers adalah Media atau Sarana atau lembaga untuk melaksanakan kegiatan jurnalistik yang membentuk pendapat umum dalam bentuk apapun sehingga dapat membantu memperluas jangkauan proses penyampaian informasi dan komunikasi serta mempunyai peranan yang penting dalam membangaun kepercayaan, kredibilitas, bahkan legitimasi pemerintah.
PENGERTIAN, FUNGSI, TEORI PERS

B. TEORI – TEORI PERS (The Four Theories of Press)
Wilbur Scrhamm, Fred S. Siebert, dan Theodore Peterson dalam buku mereka yang berjudul Four Theories of the Press menyatakan bahwa pers di dunia sekarang dapat dikategorikan menjadi empat, berikut teori-teorinya :

1. Teori Pers Otoritarian
Teori ini muncul di iklim otoritarian, akhir zaman Renaisans pada abad 16 dan 17, setelah ditemukannya mesin cetak. Pers yang mendukung dan menjadi kepanjangan tangan kebijakan pemerintah yang sedang berkuasa dan melayani negara. Teori ini muncul setelah mesin cetak modern ditemukan dan menjadi dasar perkembangan pers komunis soviet. Teori ini menganggap bahwa raja atau penguasa adalah pemilik kebenaran karena mereka memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan. Kebenaran bukan berasal dari masyarakat, melainkan dari orang-orang bijak yang membimbing dan mengarahkan pengikutnya. Oleh karena itu, setiap orang yang menentang atau pun meragukan ideologi dari penguasa dapat dikenai hukuman. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengontrol pers ada tiga, yaitu menyensor materi yang akan dicetak atau disiarkan, menyuap editor agar mau mengikuti kemauan pemerintah, dan mengancam pers dengan hukuman penjara.

Plato yang merupakan salah satu dari pelopor teori otoritarian beranggapan bahwa negara akan maju apabila dipimpin dan dipegang oleh orang-orang bijak seperti hakim. Saat terjadi perpecahan yang rentan terjadi, dapat diminimalisir oleh orang tersebut. Pers di zaman ini pun menjadi sangat pasif. Mereka hanya digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi tentang kebijakan pemerintah untuk mendukung posisi kepemimpinannya sendiri. Sehingga pers kehilangan fungsinya sebagai pengawas pemerintahan dan hanya mengabdi pada kepentingan penguasa. Dan yang boleh memiliki pers hanyalah kelompok atau orang tertentu yang mendapat ijin khusus dari penguasa itu sendiri.

2. Teori Pers Libertarian
Teori ini disebut juga teori kebebasan pers, di mana pers menuntut kebebasan yang sepenuhnya. Teori ini mengungkapkan bahwa manusia sudah dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan yang buruk. Kebenaran bukan lagi milik penguasa, melainkan merupakan hak asasi manusia untuk mencarinya. Oleh karena itu, di sini pers berfungsi sebagai mitra untuk mencari kebenaran dengan cara memberikan bukti dan argumen untuk landasan dalam mengawasi pemerintahan dan menentukan sikap. Sehingga pers sendiri memiliki tujuan untuk menemukan kebenaran, memberi informasi, menafsirkan, dan menghibur masyarakat.
Munculnya teori ini pun didasari oleh asumsi-asumsi dasar filosofis sebagai berikut :

2a. Hakikat manusia
Manusia memiliki pemikiran yang rasional dan memiliki tujuan sendiri, serta mampu membuat keputusan. Kemampuannya digunakan untuk berpikir dan mengingat, sedangkan pengalamannya digunakan untuk membuat keputusan.

2b. Hakikat masyarakat
Masyarakat memiliki tujuan untuk menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Sedangkan fungsinya adalah untuk memajukan kepentingan anggota dan menciptakan perlindungan agar masyarakat tidak mengambil alih peran utama dan menjadi tujuan itu sendiri.

2c. Hakikat negara
Negara menyediakan lingkungan bagi masyarakat dan individu agar mereka dapat menggunakan kemampuannya untuk mencapai tujuan.

2d. Hakikat pengetahuan dan kebenaran
Manusia diberi kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah untuk memperoleh kebenaran. Sedangkan, kebenaran itu sendiri adalah sesuatu yang dapat ditemukan dan diperlihatkan kepada manusia lain untuk diperdebatkan dan melalui musyawarah akan dapat mengakhiri perdebatan dan hasilnya dapat diterima oleh akal.

Ada tiga hal yang menyebabkan pers sangat menentang adanya proses penyensoran, yaitu sensor melanggar hak alamiah manusia untuk berekspresi dengan bebas, sensor bisa menguntungkan salah satu pihak dengan mengorbankan kepentingan masyarakat dan sensor menghalangi masyarakat untuk mencari kebenaran.
Artikel Penunjang : Perkembangan dan Kebebasan PERS di Indonesia
3. Teori Pers Tanggung Jawab Sosial
Teori ini muncul pada abad ke-20 di Amerika Serikat. Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa kebebasan itu juga mengandung tanggung jawab yang sepadan, di mana pers memiliki tanggung jawab untuk menginformasikan, mendidik, dan memajukan masyarakat. Dan di sini, media berperan dalam mengindikasikan sebuah cerminan tentang keanekaragaman dalam masyarakat dan juga sebagai akses untuk melihat dari berbagai sudut pandang. Sehingga, opini masyarakat, etika, dan reaksi konsumen lah yang menjadi kontrol atas kinerja pers. Selain itu, tak jarang terjadi munculnya konflik yang dapat membawa masyarakat ke forum diskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Di Amerika Serikat, amandemen pertama dalam konstitusi AS tahun 1774 telah melarang pemerintah atau negara untuk membuat aturan yang membatasi atau menghalangi kebebasan pers. Dan komisi kebebasan pers yang dimiliki oleh AS telah memberikan daftar materi yang harus diperhatikan sebagai kewajiban pers terhadap masyarakat, yaitu adanya berita yang bersifat informatif, mengandung kebenaran, keakuratan, objektifitas, dan memiliki komposisi yang seimbang atau proporsional.
Ada enam tugas pokok yang harus dilakukan oleh pers dalam ini, yaitu :
  1. Melayani sistem politik dengan menyediakan informasi, diskusi, dan perdebatan dalam masyarakat.
  2. Memberi penerangan agar masyarakat dapat mengambil sikap atas fenomena yang terjadi di sekelilingnya.
  3. Menjaga hak perorangan dengan cara mengawasi jalannya pemerintahan.
  4. Melayani sistem ekonomi melalui penayangan iklan untuk mempertemukan penjual dengan pembeli secara tidak langsung.
  5. Hiburan
  6. Mengupayakan biaya sendiri agar tidak tergantung terhadap orang atau kelompok tertentu.

4. Teori Pers Soviet Komunis
Teori ini muncul saat Uni Soviet masih berdiri, disertai dengan tradisi Marxis. Teori ini menganggap bahwa dalam suatu masyarakat, orang-orang seharusnya tidak berbeda pandangan, musyawarah tanda kelemahan, dan hanya ada satu pandangan yang benar yang dapat dipertemukan dan dipertahankan, disebarkan, dan digalakkan.

Sesungguhnya kekuasaan bersifat sosial dan berada pada pribadi tiap orang, tersembunyi di lembaga sosial, dan dipancarkan dalam tindakan masyarakat. Namun, pers sendiri hanya digunakan sebagai alat propaganda dan agitasi yang selalu terkait dengan kekuasaan dan pengaruh partai. Sehingga tidak dimungkinkan adanya kepemilikan pers yang bersifat privat.

Selain empat teori pers yang diungkapkan oleh Fred. S. Siebert, Theodore B. Peterson, dan Wilbur Schram dalam karangannya yang berjudul “Four Theories of The Press”, yang terbit pada tahun 1965, ada pula Willian A.Hachten yang mengungkapkan adanya lima sistem pers yang berlaku di dunia. Hal ini diungkapkannya dalam bukunya yang berjudul “The World News Prism”, yang terbit pada tahun 1981. Lima sistem pers tersebut adalah sebagai berikut :
1. Otoritarian
2. Komunis
3. Revolusioner
4. Konsep Barat (merupakan gabungan dari sistem libetarian dan tanggung jawab sosial)
5. Pembangunan (merupakan gabungan dari sistem otoritarian, komunis, dan tanggung jawab sosial)

C. FUNGSI PERS
Menurut Mochtar Lubis, pers yang ada di negara berkembang mempunyai lima fungsi pers, yaitu :
  • Fungsi pemersatu
  • Fungsi mendidik
  • Fungsi public wact dog atau kepentingan umum
  • Fungsi penghapus mitos dan mistik
  • Fungsi sebagai forum berbicara masalah politik


Fungsi pers secara umum dapat dibagi dalam beberapa bidang yaitu :
1. Fungsi kontrol
yaitu melalui karya-karya tercetaknya dengan segala isi, baik langsung atau pun tidak langsung dengan sifat keterbukaannya dan membantu masyarakat meningkatkan budayanya.

2. Fungsi penghubung
Melalui pers akan tumbuh saling pengertian atau dapat pula digunakan oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan untuk menumbuhkan kontak antar manusia agar tercipta saling pengertian dan saling tukar pandangan bagi perkembangan dan kemajuan hidup manusia.

3. Fungsi pendidikan
Melalui rubrik-rubrik dan kolom-kolom tertentu seperti tajuk rencana,pikiran pembaca, pojok dan lain-lain, merupakan suatu ruang untuk memberikan pandangan atau pikiran kepada khalayak pembaca.

4. Fungsi pembentuk pendapat umum
Pers berusaha melakukan bimbingan dan pengawasan kepada masyarakat tentang tingkah laku yang benar atau tingkah laku yang tidak dikehendaki oleh khalayak.

5. Fungsi Ekonomi
Pers dapat memanfaatkan keadaan disekitarnya sebagi nilai jual sehingga pers sebagai lembaga sosial dapat memperoleh keuntungan maksimal dari hasil produksinya untuk kelangsungan hidup lembaga pers itu sendiri.

6. Media Informasi
Pers memberi dan menyediakan informasi tentang pristiwa yang terjadi pada masyarakat, dan masyarakat membeli surat kabar karena butuh informasi.


Nah itulah postingan kali ini tentang PERS, semoga ilmunya dapat bermanfaat. Jika masih ada yang belum dimengerti silahkan sahabat tanyakan melalui kotak komentar di bawah ini, kami akan berusaha merespon degan cepat dan tepat. Terimakasih telah berkunjung di softilmu, jangan lupa like dan komentarnya ya J

0 comments:

Post a Comment