Monday, February 7, 2011

Pengertian Pembelajaran Konstektual / CTL (Contekstual Teaching and Learning)


Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu Guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran konstektual merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat.
Istilah lain yang dikenal untuk pembelajaran konstektual yaitu Experiental Learning, real word education, dan learned center instruction. Secara garis besar asumsi pembelajaran tersebut adalah:
  1. belajar yang baik adalah jika peserta didik terlibat secara pribadi dalam pengalaman belajarnya
  2. pengetahuan harus ditemukan peserta didik sendiri agar mereka memiliki arti atau dapat membuat distingsi berbagai perilaku yang mereka pelajari
  3. peserta didik harus memiliki komitmen terhadap belajar dalam keadaan paling tinggi dan berusaha secara aktif untuk mencapainya dalam kerangka kerja tertentu
Pembelajaran Kontekstual atau CTL juga mempunyai beberapa prinsip utama dalam penerapan dan aplikasinya antara lain:
  1. Saling ketergantungan : merumuskan bahwa kehidupan ini sebagai sebuah sebuah system yang antara bagian satu dengan yang lain saling berkaitan.
  2. Diferensiasi : merujuk pada entitas-entitas yang beraneka ragam pada kehidupan sehari-hari
  3. Pengaturan Diri : prinsip ini mendorong pentingnya peserta didik mengeluarkan seluruh potensi yang dimilikinya.
Daftar rujukan:
Agus Suprijono.2009.Cooperative learning.yogyakarta:pustaka pelajar








Sunday, February 6, 2011

Pendidikan Modern atau Pendidikan Klasik.. Pilih yang Mana??

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfsRale5IbLyO6CJqjwThN9U5cqj28QQKRJEnKo5vdBGmt2q9BAjZ1cvu_c8MYv3Ll_ewb1HDnaW8t-quigD0iEexvbeeUdpVTWtXZZ1sqHv4o2c7JXvckJC7-eMWcOYJ80u8ix8HmaJUg/s1600/bud_utomo-b1.jpg

Dalam perkembangan dunia pendidikan dewasa ini dapat dikatakan sedang ngetrend-ngetrendnya penggunaan model-model pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM. Sehingga pendidikan cara klasik dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan kondisi jaman saat ini. Dengan demikian otomatis setiap elemen pendidikan termasuk guru harus dapat menyesuaikan dengan trend pendidikan modern saat ini. Pngembangan perangkat pembelajaran seperti RPP, Media, Model pembelajaran semuanya diubah dan disesuaikan dengan standar pendidikan modern yang ’katanya” akan mampu meningkatkan kualitas peserta didik.
Harapan yang begitu tinggi terlebih lagi dengan penerapan kurikulum yang dianggap paling mutakhir yaitu KTSP ternyata belum cukup memberikan jawaban yang memuaskan bagi kondisi pendidikan di indonesia. Problematika yang berkembang justru semakin kompleks dan terasa tiada ujungnya. Secara garis besar dari survey zonainfosemua.blogspot.com dapat disimpulkan bahwa degradasi moral generasi pelajar sekarang jauh lebih buruk dibanding dengan pelajar-pelajar masa pendidikan klasik dulu dengan presentase mencapai 85%. Nah untuk mengetahui lebih jelas, mari kita membanding konsep pendidikan modern dengan pendidikan klasik.

No
Faktor Pembanding
Pendidikan Klasik
1
Pendidikan Moral
Penanaman Humanisme dengan cara Anti Kekerasan
Penanaman Humanisme dengan menggunakan Kekerasan dalam taraf wajar.
2
Fungsi Guru
Sebagai Motivator dan Fasilitator.
Pusat segala aktivitas pendidikan baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
3
Penerapan Etika
Tergantung pada masing-masing individu peserta didik.
Wajib diterapkan di dalam maupun luar lingkungan sekolah.
4
Punishment and Reward.
berupa himbauan dan apresiasi sesuai dengan kompetensi peserta didik.
Berupa himbauan dan apresiasi sesuai dengan kompetensi peserta didik.

Bila melihat tabel di atas dan realita pendidikan dewasa ini, menurut anda apakah konsep pendidikan modern sudah lebih baik dari pendidikan klasik? Kalau ya kenapa degradasi moral generasi pelajar indonesia tidak lebih baik dari generasi pelajar masa pendidikan klasik? Apa yang salah dari konsep pendidikan kita?








Tuesday, February 1, 2011

Tips Menjadi Guru Favorit Bagi Peserta Didik


Setelah hampir 7hari tidak beraktivitas dalam blog, kali ini saya menghadirkan artikel yang berjudul "Tips Menjadi Guru Favorit Bagi Peserta Didik". nah sebelum saya menjelaskan apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan, saya ingin sedikit bercerita dan berbagi pengalaman dengan pembaca semua. Ketika saya masih duduk di bangku SMA ( tepatnye SMAN 1 Mojosari, salah satu sekolah elit he...) ada seorang Guru di SMA saya yang bernama Pak Kus, hampir seluruh siswa SMA bahkan yang sudah lulus sekalipun pasti tidak akan pernah melupakan bagaimana seorang Pak Kus ketika mengajar dikelas. Ketika beliau mengajar pasti semua siswa akan serius memperhatikan dan menikmati apa yang beliau jelaskan, beliau dimata siswa adalah seorang guru yang tidak hanya sebagai pemberi materi pelajaran di kelas tetapi juga sebagai seorang sahabat, teman bahkan tempat penampungan keluhan siswa. Oleh karena itu sangat tidak mengherankan bila beliau kemudian mendapatkan gelar predikat Guru Terbaik dan Guru Teladan tingkat Kabupaten (selamat ya pak :-)).
Sementara disisi lain ada pula seorang Guru yang berinisial H, pak H pada waktu itu adalah sosok Guru baru di lingkungan sekolah saya, beliau terkenal sebagai sosok Guru yang pandai semasa kuliahnya. Sebagai guru muda tentu pak H berusaha untuk bisa bergaul dengan lingkungannya secara baik namun karena cara yang digunakan pak H sedikit kurang tepat jadi ya kemudian beliau diangap sebagai Guru yang kurang disukai siswa (termasuk saya, he..).
Dari sedikit cerita di atas, sebenarnya untuk menjadi seorang Guru Favorit bagi Peserta didik, dapat dikatakan mudah namun juga sulit. Kenapa demikian? Profesi Guru merupakan profesi dengan tuntutan kompetensi yang kompleks seperti pedagogik, penguasaan materi, psikomotor, dan lain sebagainya yang semua itu diikat dengan norma-norma kesopanan dan etika bahkan adat dalam masyarakat, sehingga menjadi seorang Guru dalam konteks demikian seperti halnya makan buah simalakama. Nah oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut para Guru semua dapat mengikuti tips berikut ini yang sudah teruji dalam penelitian secara ilmiah.
Tips Menjadi Guru Favorit Bagi Peserta Didik :
1.      Jangan pernah anggap diri anda sebagai Guru, anggaplah diri anda sebagai teman, sahabat , bahkan orang tua bagi siswa-siswi anda sehinggga nanti akan menimbulkan stimuli respon yang positif dari peserta didik baik dalam pelajaran di kelas maupun di luar kelas
2.      Selalu Up to Date terhadap informasi maupun hal-hal baru yang berkaitan dengan peserta didik anda, jangan menjadi KuPer (Kurang Pergaulan) karena Guru dimata siswa adalah sumber segala informasi sehingga bila seorang Guru tergolong KuPer maka rasa Respect dan Hormat peserta didik kepada Guru juga hilang.
3.      Berikan materi pelajaran yang tidak membosankan, terutama mengaitkan antara pelajaran dengan pengalaman sehari-hari sehingga peserta didik dapat mengerti bahwa materi yang dipelajarinya memang penting dan bermanfaat.
4.      Tidak bersifat kaku dan otoriter dengan memberikan Reward and Puishment yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. 
5.   Gunakan Model dan Media Pembelajaran yang bervariasi terutama yang berpedoman pada PAIKEM sehingga dapat memberikan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik.