Friday, October 16, 2015

Pengertian, Fungsi, Struktur Plasenta dan Tali Pusar

Selamat datang di softilmu, blog ilmu pengetahuan yang berbagi dengan penuh keikhlasan. Kali ini kami akan membahas Tentang Plasenta dan Tali Pusar, beberapa topik utamnya adalah Pengertian Plasenta dan Tali Pusar, Fungsi, Struktur dan Proses Terbentukunya Plasenta dan Tali Pusar. Semoga ilmunya dapat bermanfaat.

A. PENGERTIAN PLASENTA DAN TALI PUSAR
Plasentaadalah sebuah organ penting yang terdapat pada proses kehamilan, letaknya tepat di dalam kandungan/rahim. Mempunyai bentuk bundar seperti piringan tebal, berisi pembuluh darah yang berasal dari tali pusar,
Tali pusaryang dalam istilah medisnya disebut Umbilical Cord,  adalah pembuluh darah yang terdiri dari dua arteri dan satu vena. Disinilah hubungan antara ibu dan bayinya terjadi, yang mana salah satu ujung tali pusar melekat tepat pada pusar janin, sedangkan ujung satunya lagi melekat pada plasenta.

B. FUNGSI PLASENTA DAN TALI PUSAR
Plasenta mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Pernafasan
Oksigen yang dihirup oleh ibu akan dialirkan ke bayi melewati tali pusar kemudian melalui organ ini,  yaitu dengan proses difusi dari darah ibu ke darah janin di plasenta. Oksigen ini sangat penting bagi janin, karena janin belum dapat menghirup dan mengeluarkan udara sendiri. Begitu pula sebaliknya, karbon dioksida yang dibawa melalui tali pusar akan berdifusi dari darah janin ke darah ibu. Oleh karena itu, ketika ibu mengalami kekurangan oksigen, maka janin pun akan mengalami hal yang sama pula.

2. Nutrisi
Plasenta mengubah glukosa menjadi glikogen didalam hati dan otot bayi, glikogen adalah bentuk karbohidrat yang dapat disimpan dihati sebagai cadangan glukosa untuk pertumbuhan dan pembangun jaringan pada janin ketika dibutuhkan. Dan gizi janin pun bergantung seluruhnya terhadap gizi ibu. Dimana ketika gizi ibu kurang, gizi janin pun akan kurang dikarenakan nutrisi yang sampai pada janin juga sedikit.

Tali pusar terdiri dari dua arteri dan satu vena. Vena umbilicalis akan membawa darah dari ibu ke janin, sedangkan arteri umbilicalis membawa darah dari janin ke ibu.
Vena umbilicalis ini berfungsi mengalirkan darah yang mengandung oksigen, juga nutrisi dalam bentuk sederhana, seperti :
  • Karbohidrat dalam bentuk glukosa
  • Protein dalam bentuk asam amino
  • Lemak dalam bentuk asam lemak
  • Vitamin
  • Mineral
  • Air

Nutrisi-nutrisi, dialirkan melalui tali pusar, yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis. Sehingga janin dapat asupan yang cukup. Begitu pula dengan antibodi, dialirkan melalui vena umbilicalis sebagai mekanisme pertahanan tubuh janin.
Limbah seperti urea dan gas karbon dioksida akan dibawa keluar melalui arteri umbilicalis.

3. Ekskresi (Pembuangan)
Plasenta mengekskresikan atau mengeluarkan setiap produk limbah seperti urea dan karbon dioksida.

4. Pertahanan
Fungsi pertahanan pada plasenta dicapai dari dua cara. Yaitu kimia dan fisik. Melalui fungsi enzim, plasenta menghilangkan aktivitas sebagian toksik (racun) yang melewati plasenta, ini  penting bagi janin. Karena hati janin belum mampu mengatasi unsur-unsur berbahaya yang berasal dari darah ibu ini, contohnya seperti virus, obat-obatan, dan antibodi.

5. Produksi Hormon
Plasenta menghasilkan hormon hCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang berfungsi meningkatkan produksi progesteron oleh indung telur sehingga menstruasi tidak terjadi dan tetap menjaga kehamilan. Hormon hCG ini yang dideteksi pada tes kehamilan melalui air seni. Dan juga ketika kadar hormon hCG ini meningkat didalam darah, maka terjadilah mual muntah pada ibu hamil.

C. STRUKTUR PLASENTA DAN TALI PUSAR
STRUKTUR PLASENTA DAN TALI PUSAR
Plasenta berbentuk bundar, dengan diameter 15-20 cm, Tebal 2,5-5 cm, dan berat saat aterm atau sudah cukup bulan (37 minggu) sekitar 500 gr. Berlekatan dengan tali pusar pada bagian tengahnya. Plasenta ini diselimuti oleh lapisan amnion, yang mana lapisan tersebut merupakan bagian dari tali pusar juga. Bagian dalam plasenta berisi pembuluh darah yang merupakan lanjutan dari tali pusar, dari sini lah nutrisi, oksigen, dan imunitas dari ibu dipindahkan kejanin.

Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan fetal dan maternal. Permukaan fetal adalah permukaan yang menghadap ke janin, warnanya keputih-putihan dan licin. Hal ini disebabkan karena permukaan fetal tertutup oleh amnion, di bawah nampak pembuluh-pembuluh darah. Permukaan maternal adalah permukaan yang menghadap dinding rahim, berwarna merah dan terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Plasenta mempunyai rata-rata 16-20 bulatan atau yang biasa disebut dengan kotiledon.

Tali pusar terbentuk atas pembuluh darah, yang terdiri dari dua arteri dan satu vena, dua arteri tersebut bernama arteri umbilicalis, dan vena nya juga bernama vena umbilicalis. Tali pusar mempunyai sel yang di namakan epitel amnion, yang berfungsi menghasilkan sebagian besar amnion atau air ketuban. Bagian luar tali pusar berasal dari lapisan amnion.

Didalamnya terdapat jaringan yang lembek (Jelly Wharton) yang berfungsi melindungi pembuluh darah umbilicalis dan juga membantu mencegah penekukan tali pusat. Jelly Wharton ini banyak mengandung air, maka setelah bayi lahir, tali pusat mudah mengering dan segera terlepas dari pusar bayi.

D. PROSES TERBENTUKNYA PLASENTA DAN TALI PUSAR
PLASENTA DAN TALI PUSAR
Pembentukan plasenta berawal dari trofoblas berkembang pada hari ke 8-9 setelah pembuahan, dari sel yang hanya selapis menjadi berlapis-lapis, terdapat rongga yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas atau yang disebut sinsitium. Stadium ini disebut stadium berongga (Lacunar Stage).
Sinsitium tersebut tumbuh kedalam endometrium (dinding rahim) dan menyebabkan pembuluh darah kecil di dinding rahim menjadi rusak, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut bisa di aliri oleh darah dari ibu. Ini yang di sebut dengan sistem sirkulasi utero-plasenta (rahim ke plasenta), atau sistem feto-maternal (janin ke ibu).

Kemudian trofoblas pun menghasilkan lagi sekelompok sel yang membentuk jaringan penyambung yang lembut, yaitu mesoderm ekstraembrional, yang menyambung antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan sel selaput heuser. Bagian yang melekat dengan sitotrofoblas menjadi selaput korion (chorionic plate). Sedangkan bagian yang melekat dengan sel selaput heuser menjadi pelindung yolk sac (kantung kuning telur) .

Pada akhir minggu ketiga, mesoderm bersama vili-vili yang terbentuk dari sitotrofoblas tersebut menjadi sel darah dan pembuluh darah kapiler.

Rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesodermyang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik atau membentuk pembuluh darah sendiri, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusar.

Setelah pembuluh darah dari trofoblas menembus rahim, trofoblas akan berkembang menjadi plasenta dewasa, terbentuklah sirkulasi utero-plasenta, Melalui pembuluh darah tali pusar, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan sirkulasijanin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.

Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusar. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.
Nah itulah pembahasan kami kali ini tentang Plasenta dan Tali Pusar. Semoga ilmunya dapat bermanfaat. Apabila masih ada penjelasan yang belum dipahami, silahkan sahabat tanyakan melalui kotak komentar di bawah. Terimakasih telah berkunjung, jangan lupa follow dan komentarnya, dan semoga ilmunya dapat bermanfaat. J


0 comments:

Post a Comment